Tanggung Jawab Siapa???

Posted by Unknown Rabu, 12 Maret 2014 0 komentar
Kegiatan Pekanbaru tidak lama ini, Street Art Exhibition dikutip pada situs http://www.indonesiabersih.org pada tanggal 12 Juli 2013 dengan tema “Hutan Kami Bukan Modal Politik” dengan membuat mural di tembok Sekolah Polisi Negara (SPN), Gobah. Mereka menyulap tembok sepanjang lebih kurang 30 meter tersebut dengan visual yang menohok. Melalui mural, mereka menyampaikan pesan-pesan moral dengan cara yang unik, menggelitik tapi tetap kritis. “Target berikutnya Aceh, Malang, Surabaya dan Palu. Setiap daerah kami sesuaikan temanya. Misalnya di Riau yang direpotkan dengan kabut asap, kami memandang bencana ini adalah bencana ekologi. Para pejabat di daerah yang mengeluarkan izin pengelolaan hutan dan perkebunan mestinya ikut bertanggung jawab,” paparnya.(http://www.indonesiabersih.org)

Pihak keamanan sudah menangkap beberapa orang yang terkait dengan pembakaran lahan hutan. Berita dari Vivanews dalam situs (http://nasional.news.viva.co.id/news/read/487808-2014) tanggal 11 Maret 2014 kemaren menjelaskan ada ratusan titik kebakaran hutan dan lahan di Riau, yang diduga penyebabnya karena ulah manusia. Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri Komisaris Besar Agus Rianto mengungkapkan, kasus tersebut meningkat dari tahun ke tahun.

"Kalau dibandingkan dengan tahun 2013, kami menangani 18 perkara (kebakaran hutan dan lahan-red) di Riau dan sudah masuk tahap kedua. Tahun ini kasus ini meningkat menjadi 30 perkara," ujar Agus di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 11 Maret 2014. Terkait hal itu, Agus menjelaskan bahwa tahun lalu dari 18 perkara, ditetapkan 35 orang tersangka. Dari 33 diketahui perorangan, dan dua diantaranya melibatkan korporasi. Sementara tahun ini, penyidik Polda Riau menerima 30 laporan dan telah menangkap 34 tersangka dan jumlah tersebut dapat terus bertambah.

Diketahui dari 30 kasus, 23 sudah memasuki tahap penyelidikan dan sisanya masih dalam proses penyelidikan. Dua diantaranya adalah perusahaan, namun belum ditetapkan sebagai tersangka.

"Kami masih mengembangkan apakah para tersangka melakukan pembakaran (hutan dan lahan-red) berdasarkan perintah dan atau diupah. Semua masih kami dalami."

Disamping itu, peningkatan tersebut, kata Agus dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya karena banyaknya masyarakat yang melakukan pelanggaran di bidang kehutanan. Bahkan dengan adanya kasus ini dapat berdampak luas, mulai dari lingkungan hingga kesehatan.



Read More..

Asap Riau Bisa Bikin Bayi Idiot

Posted by Unknown Selasa, 11 Maret 2014 0 komentar

Polusi asap kebakaran lahan dan hutan sangat berbahaya bagi generasi penerus di Provinsi Riau, karena berdampak buruk pada pertumbuhan sel otak dan intelegensia bayi.

"Bagi bayi yang terpapar langsung asap, maka pertumbuhan sel-sel otaknya akan berkurang, sehingga mengurangi tingkat intelektual dan kemunduran kecerdasan," kata dokter Azizman

Saad dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru di Pekanbaru, Selasa.
Bahkan, ia mengatakan bayi yang masih didalam kandungan ibunya juga terancam bahaya asap, karena pertumbuhan janin tidak bisa optimal dan justru mengecil.

Kondisi polusi asap kebakaran di Provinsi Riau yang berkepanjangan karena sudah berlangsung lebih dari sebulan terakhir, diakui Azizman membuat daerah tersebut sudah tidak layak lagi dihuni.

Sebab, indeks pencemaran udara menunjukan level sangat tidak sehat sampai berbahaya, yang dalam kondisi tersebut seharusnya pemerintah mengungsikan seluruh warganya.

Dalam kondisi pencemaran tersebut, lanjutnya, tingkat oksigen murni di udara menurun drastis dari batas normal sekitar 20,9 persen. Udara kini sudah dipenuhi oleh partikel berbahaya sisa pembakaran lahan gambut dan kayu, diantaranya adalah metan dan karbondioksida.

"Polusi ini membuat Riau sudah tidak layak dihuni, idealnya warga harus diungsikan. Tapi pemerintah tentu tidak akan mampu mengungsikan semua warganya," kata dokter spesialis paru ini.

Ia mengatakan, penggunaan masker medis saat polusi asap yang makin parah sekarang ini tidak banyak menolong. Apalagi masker yang dibagi-bagikan pemerintah tidak sesuai standar untuk menangkap partikel berbahaya.

"Masker hijau yang tipis itu tidak bisa menyaring partikel-partikel kecil yang terkandung pada asap. Tapi ya daripada tidak sama sekali," katanya.

Karena itu, banyaknya jumlah warga sakit akibat asap tidak bisa dihindari lagi dan hingga kini sudah lebih dari 44.000 orang berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau.

Ia mengatakan, banyaknya jumlah warga sakit tersebut mayoritas baru merupakan efek jangka pendek dari asap. Menurut dia, asap kebakaran Riau setara dengan bahaya asap rokok yang dipadatkan karena mengandung 4.000 partikel zat berbahaya.

Karena itu, bagi warga dewasa, menghirup asap kebakaran Riau dalam jangka panjang paling dalam tempo 10 tahun lagi, akan meningkatkan resiko terserang kanker paru-paru.
"Sekarang ini mungkin kita merasa sehat. Tapi ketika berusia 40 tahun nanti, baru akan terasa dampaknya," kata Azizman. (REPUBLIKA.CO.ID)
Read More..

Asap Menjadi Bencana di Kota Bertuah

Posted by Unknown 0 komentar

Kualitas udara di Kota Pekanbaru turun drastis dalam dua hari terakhir dan mengakibatkan kini berstatus 'Berbahaya" karena polusi asap kebakaran hutan dan lahan yang melanda sebagian besar Provinsi Riau.

Berdasarkan pantuan di Pekanbaru, Ahad (9/3) petang, alat indeks pencemaran udara yang berada di pusat kota mencapai angka lebih dari 300 partikel debu (PM10). Artinya, status polusi udara sudah berbahaya (hazardous).

Padahal, pada pagi hari kondisi udara masih dalam status 'Sangat Tidak Sehat" menyusul asap pekat yang sudah menyelimuti Pekanbaru lebih dari satu bulan terakhir ini.

Dalam kondisi polusi yang makin parah, warga mengeluhkan tindakan pemerintah yang dinilai kurang optimal dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan.
"Apa tidak ada rencana Gubernur Riau berantas asap ini," kata warga Pekanbaru, James Tampubolon.

Menurut dia, asap sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat. "Baru keluar sebentar saja sudah pusing," katanya.

Menurut warga lainnya, Riana Handayani, kondisi pencemaran asap pada tahun ini merupakan yang terparah sejak kebakaran hutan mulai menjadi kecenderungan di Riau pada 1997.

Selama ini pergantian pemerintahan di Provinsi Riau maupun di kabupaten dan kota ternyata belum menghasilkan solusi yang melindungi masyarakat dari bahaya asap kebakaran.

"Pemerintah kok sukanya jadi pemadam kebakaran saja. Apa tidak ada rencana pencegahan ya?" ujarnya.

Selama seharian penuh pada Ahad (9/3), asap pekat terus menyelimuti Kota Pekanbaru dari pagi sampai malam. Jarak pandang turun drastis bahkan hingga di bawah 500 meter.

Data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau akhir pekan ini menunjukan polusi dalam status "Berbahaya" juga terjadi di Kabupaten Bengkalis dan Siak yang keduanya mencapai angka lebih dari 500 Psi.

Sudah lebih dari 40 ribu warga terserang penyakit akibat polusi asap. Dan luas hutan dan lahan yang terbakar lebih dari 14.000 hektare. (REPUBLIKA.CO.ID)
Read More..

Menanamkan Cinta Lingkungan Sejak Usia Dini

Posted by Unknown Selasa, 25 Februari 2014 0 komentar



Lingkungan merupakan suatu yang amat penting dalam kehidupan kita. Kerusakan terhadap lingkungan hidup membawa dampak yang amat besar terhadap kehidupan manusia. Pemanasan global, banjir, tanah longsor merupakan sebagian kecil dari dampak kerusakan lingkungan hidup terhadap tata kehidupan umat manusia. Yang lebih parah lagi, dengan semakin rusaknya lingkungan hidup yang ada mengancam eksistensi keanekaragaman hayati yang kita miliki. Kondisi itu akan berakibat terancamnya kesejahteraan hidup umat manusia. Manusia menggantungkan hidupnya dari alam. Bagaimana pun modernnya peradaban yang dicapai, manusia masih tetap menggantungkan alam sebagai sumber daya untuk menopang kehidupan.

Alam yang terjaga dan lestari akan memberikan imbal balik terhadap kita. Diantaranya:
1.      Terjaganya pasokan air.
2.      Mencegah longsor, erosi atau sejenisnya.
3.      Mencegah banjir.
4.      Mengurangi pemanasan global.
5.      Terjaganya sumber plasma nutfah flora dan fauna, sederhananya sebagai sumber genetik bagi tumbuhan-tumbuhan lain dan juga satwa-satwa.
6.      Sebagai sumber pendapatan/kesejahteraan masyarakat. Setidaknya jika kita menanam pohon yang bisa juga diambil hasil panennya semisal pala, coklat, durian, mangga, jeruk atau pun kayunya pastilah bisa mendatangkan penghasilan.

Manusia sebagai pengelola lingkungan hidup memegang peranan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Untuk itu perlu ditanamkan semangat cinta lingkungan semenjak dini. Karena anak-anak merupakan generasi penerus yang akan mengelola lingkungan untuk selanjutnya. Sudah sepantasnya jika mereka dibekali dengan cara-cara mengelola lingkungan dengan baik.

Untuk tahap pertama yang perlu kita lakukan adalah menanamkan cinta lingkungan terhadap anak-anak usia dini tersebut. Anak-anak usia dini merupakan peniru yang baik. Apa yang mereka lihat denganmudah mereka tiru. Untuk itu sebagai orang tua kita harus memberikan keteladanan yang baik. Termasuk diantaranya memberikan contoh perilaku yang baik dalam menjaga dan mengelola lingkungan.

Contoh termudah yang dapat kita lakukan misalnya menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak pohon sembarangan, mengajak anak-anak untuk mulai mencintai tanaman dengan berkebun. Memberikan tanggung jawab terhadap mereka untuk menjaga tumbuhan yang mereka tanam sendiri. Semua itu merupakan upaya untuk menanamkan kecintaan anak terhadap lingkungan hidup. Membawa anak-anak keluar jalan-jalan menikmati udara segar di persawahan atau pun alam terbuka juga merupakan salah satu upaya untuk menanamkan cinta lingkungan terhadap anak-anak usia dini.

Di samping itu penggunaan metode bercerita dapat pula dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan cinta lingkungan. Semua anak menyukai cerita. Untuk itu orang tua atau guru hendaknya memanfaatkan metode ini sebagai bentuk upaya menanamkan cinta lingkungan semenjak dini.

Dengan adanya rasa cinta terhadap lingkungan diharapkan anak-anak usia dini ini nantinya akan dapat berperan aktif dalam menjaga lingkungan hidup tempat tinggal mereka. Lingkungan hidup yang lestari akan membawa kesejahteraan bagi penghuninya. Semoga.
Read More..

Apakah Pemerintah Daerah Sudah Maksimal dalam Menangani Bencana Asap Di Provinsi Riau ?

Pengikut

Jam Dinding

Total Tayangan Laman